“Suhadi, Penghobi Kayu Jati Tua dari Desa Jemaras yang Sukses Berbisnis Barang Antik”

oleh -98 views

Jabartandang.com,” –  Cirebon., 08 Februari 2025.Berawal dari kecintaannya terhadap kayu jati tua, Suhadi, seorang penghobi asal Desa Jemaras, Kabupaten Cirebon, berhasil menjadikan hobinya sebagai bisnis yang menjanjikan. Sejak tahun 2013, ia telah menggeluti usaha jual beli serta restorasi barang antik berbahan kayu jati tua, yang kini semakin diminati kolektor dan pecinta seni.

Suhadi mengawali usahanya dengan mengumpulkan potongan kayu jati tua dari rumah-rumah tua yang sudah tidak terpakai. Berbekal ketelitian dan jiwa seni, ia melihat potensi besar dalam material berusia puluhan hingga ratusan tahun itu. Ia kemudian mulai mengolah kayu tersebut menjadi berbagai barang antik bernilai tinggi, seperti meja, kursi, lemari, dan pintu ukiran khas Jawa.

“Awalnya saya hanya iseng mengoleksi kayu jati tua dari rumah-rumah lawas yang dibongkar. Namun, semakin banyak orang yang tertarik, saya mulai berpikir untuk menjadikannya bisnis,” ujar Suhadi.

Kayu jati tua memiliki keunggulan yang sulit ditandingi oleh kayu jenis lain. Selain kuat dan tahan lama, kayu ini memiliki serat alami yang indah serta nilai sejarah yang tinggi. Tak heran, barang-barang antik berbahan kayu jati tua memiliki harga yang bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah, tergantung pada kelangkaan dan keunikan desainnya.

Pelanggan Suhadi datang dari berbagai daerah, mulai dari kolektor, pengusaha interior, hingga pemilik kafe dan hotel yang ingin menghadirkan nuansa klasik dalam dekorasi mereka.

“Saya sering mendapatkan pesanan khusus dari pelanggan yang ingin desain tertentu, terutama yang ingin menghadirkan kesan vintage dan elegan di rumah atau bisnis mereka,” tambahnya.

Meski bisnisnya terus berkembang, Suhadi mengakui bahwa tantangan terbesar dalam usaha ini adalah mendapatkan bahan baku berkualitas tinggi. Seiring dengan meningkatnya permintaan, kayu jati tua semakin sulit ditemukan. Oleh karena itu, ia mulai berinovasi dengan mengombinasikan kayu jati tua dengan teknik restorasi dan finishing yang mempertahankan nilai antiknya.

Tak hanya berbisnis, Suhadi juga ingin berbagi ilmu dengan generasi muda. Ia berharap bisa membuka workshop atau pelatihan bagi mereka yang ingin belajar tentang restorasi dan pengolahan kayu jati tua.

“Saya ingin usaha ini tidak hanya bermanfaat bagi saya, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Jika ada anak muda yang ingin belajar, saya dengan senang hati akan berbagi pengalaman,” pungkasnya.

Kisah sukses Suhadi membuktikan bahwa hobi yang ditekuni dengan serius dapat menjadi sumber rezeki yang menjanjikan. Dengan ketekunan, kreativitas, dan kecintaan terhadap kayu jati tua, ia tidak hanya berhasil membangun bisnis yang menguntungkan, tetapi juga ikut melestarikan warisan budaya dalam bentuk barang-barang antik bernilai seni tinggi.

Semoga kisah inspiratif ini dapat memotivasi lebih banyak orang untuk mengembangkan potensi dari hobi mereka menjadi peluang usaha yang sukses.

( Burhan )