Jabartandang.com,” – Beber, Cirebon., Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa, Kuwu Desa Beber mengambil langkah strategis dengan membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Silih Asih. Kelompok ini diketuai oleh Ibu Juju Jumiasih dan hadir sebagai wadah pemberdayaan perempuan dalam sektor pertanian yang berorientasi pada kemandirian dan keberlanjutan. Pada 21/02/2025
Acara pembentukan KWT ini berlangsung meriah dan penuh semangat, dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti Kodip BPP Juanto, para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), serta Ibu Kuwu Yanti Juhartini, S.Pd.I, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Desa Beber. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata dukungan pemerintah dan masyarakat terhadap penguatan peran wanita dalam pertanian.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Beber yang akrab disapa dengan Kuwu Momon menegaskan bahwa perempuan memiliki peran kunci dalam sektor pertanian, terutama dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan rumah tangga. “Kami optimis bahwa KWT Silih Asih akan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam menciptakan ekosistem pertanian yang lebih inovatif dan berdaya saing,” ujarnya dengan penuh semangat.
Ibu Juju Jumiasih, selaku Ketua KWT Silih Asih, menyampaikan bahwa kelompok ini akan berfokus pada pengelolaan pertanian berkelanjutan, mulai dari budidaya tanaman pangan dan hortikultura hingga pemanfaatan teknologi pertanian modern. “Kami ingin menciptakan peluang ekonomi bagi perempuan desa serta memberikan kontribusi nyata dalam menjaga ketahanan pangan,” jelasnya dengan penuh antusias.
Dukungan penuh juga diberikan oleh Kodip BPP Juanto, yang menegaskan kesiapan pihaknya dalam memberikan pelatihan dan pendampingan teknis kepada anggota KWT. “Kami akan membantu memastikan bahwa setiap anggota mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola pertanian dengan lebih efektif dan produktif,” katanya.
Dengan berdirinya KWT Silih Asih, diharapkan masyarakat Desa Beber semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri, sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui pertanian berbasis komunitas. Langkah ini bukan hanya sebatas program, melainkan sebuah gerakan nyata menuju desa yang lebih kuat, sejahtera, dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dimasa depan.(Burhan)